Kabupaten Bandung Sudah Berusia 383 Tahun ” Sudah Sejauh Mana Kiprah Pemerintah Dalam Mensejahtrakan Masyarakatnya ?

Garda News ~ Ciparay

Tokoh Pendidikan H.Asep Ikhsan S.E.,S.Pd.,M.M.
Dalam merefleksikan 383 tahun Kabupaten Bandung yang akan diperingati tanggal 20 April 2024, Tokoh Pendidikan Kabupaten Bandung, H. Asep Ikhsan, S.Pd., MM., mempertanyakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, terkait lonjakan kebijakan apa yang sudah dilakukan oleh Pemkab Bandung dalam upaya mensejahterakan masyarakatnya dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, baik dibidang sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, kesehatan, infrastruktur sarana/prasarana jalan dan lingkungan.

Ditemui awak media di kediamanya di Komplek Graha Wirakarya Jl. Laswi Ciparay Kabupaten Bandung, Rabu (17/4/24) H. Asep Ikhsan yang merupakan Calon Anggota Dewan terpilih di DPRD Kabupaten Bandung Periode 2024 – 2029 dari Partai Demokrat Dapil 6, memberikan ulasan sebagai bahan refleksi masyarakat Kabupaten Bandung dalam perjalananya di usia Kabupaten Bandung yang sudah 383 tahun tentang harapan dan cita- cita masyarakat Kabupaten Bandung.

Asep Ikhsan menuturkan, yang menjadi harapan masyarakat kabupaten bandung itu adalah bagaimana Kabupaten Bandung itu bisa meningkatkan daya saingnya dengan daerah- daerah lain, dari segi kualitas kehidupnya baik dari segi kesehatanya, kualitas pendidikanya kualitas daya belinya, akses layanan infrastruknya yang baik, akses layanan pendidikan dan akses layanan kesehatan yang mudah terjangkau dan merata. Tuturnya.

“Dengan momentum Hari Ulang Tahun Kabupaten Bandung yang ke-383 ini,
pemerintah harus bisa memberikan jaminan harapan hidup masyarakat kedepan, baik dari segi pendidikan, sosial, kesehatan, pembangunan infrastruktur dan harapan masa depan,
sebetulnya dengan umur 383 itu seyogianya masyarakat itu sudah tidak ada kehawatiran untuk menyambut masa depanya sehingga dalam hal ini pemerintah harus memberikan jaminan kepada masyarakatnya,” kata Asep Ikhsan.

“Dengan tag Bandung Bedas (Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis dan Sejahtera), apa yang sudah kita dapat dari tag atau visi itu ?,” tanya Asep Ikhsan.

Asep Ikhsan mengatakan, yang menyangkut kebutuhan hidup baik itu kebutuhan sandang, pangan papan, pendidikan dan kesehatan seyogianya harus sudah dijamin oleh pemerintah.

Dari jumlah penduduk Kabupaten Bandung yang banyak ini sekitar 3,7 juta jiwa, Indonesia di tahun 2045 termasuk kategori negara yang akan masuk di era bonus demografi dimana 70 persen penduduknya merupakan usia produktif yang merupakan usia angkatan kerja, untuk menyongsong era ini tentunya harus memiliki keterampilan, harus memiliki kemampuan, dengan memiliki keterampilan dan kemampuan yang memiliki daya saing, tentunya akan menghasilkan sumber daya manusia yang siap berdaya saing, imbuh Asep Ikhsan. Untuk ini pemerintah harus mampu memberikan akses layanan pendidikan yang seluas luasnya kepada masyarakat, akses pendidikan yang mudah dan terjangkau dan merata.

Harapan pemerintah di 2045 itu, lanjut Asep Ikhsan, merupakan kado emas kemerdekaan Indonesia yang ke 100 tahun, 100 tahun itu bukan waktu yang singkat, cukup lama untuk menata untuk mengurus suatu daerah, dia mengilustrasikan seperti negara Jepang, mereka itu sama dengan kita titik awalnya, bahkan Jepang lebih hancur daripada kita, dengan di bomnya Hirosima dan Nagasaki, tetapi ada keinginan kuat dari pemerintahnya untuk bangkit, dengan sumber daya manusianya yang sedikit, justru bisa menampilkan sumber daya manusia yang Berkualitas yang memiliki daya saing, sehingga Jepang bisa bangkit menjadi negara yang maju, ungkapnya.

“Etos kerja bangsa Jepang dan semangat pemerintahnya untuk membangun, dengan jati diri bangsanya, mereka itu sudah memahami bagaimana negara bangkit setelah dihancurkan pada tahun 1945 itu dalam waktu yang relatif singkat dengan sumber daya manusianya yang sedikit tetapi etos semangat kerjanya bisa tampil menjadi negara yang maju,” ujar Asep Ikhsan.

Asep Ikhsan juga merefleksikan tentang bonus demografi itu, apa akan menjadi bonus atau sebaliknya menjadi malapetaka, karena berkaca dari negara lain yang jumlah penduduknya banyak tetapi minim keterampilan dan keahlian akan menjadi beban negara, tingkat memiskinan yang tinggi karena sumber daya manusianya tidak memiliki pendidikan, sehinga untuk mencapai cita- cita di 2045 itu sekarang itu harus sudah bisa terlihat akselerasinya, dalam bidang pendidikan apakah wajib belajar 12 tahun itu sudah berjalan atau tidak ?di negara maju itu wajib belajar sampai dengan strata 1 itu sudah gratis, pemerintahnya memberikan layanan pendidikan yang berkualitas, bermutu baik dari sarana prasarana maupun tenaga pengajarnya.

“Dengan jumlah pendudk kabupaten bandung yang banyak ini, apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bandung, dalam bidang pendidikan.? Faktanya masih banyak yang putus sekolah di tingkat SMP, SMA yang akhirnya mereka tidak mempunyai pengetahuan keterampilan, apalagi dengan dihadapkan kepada era Masyarakat Ekonomi Asia dan era globalisasi, dengan globalisasi, kita tidak bisa menahan nahan tenaga kerja asing masuk ke kita karena kita juga bebas ke luar negeri dengan syarat betul- betul memiliki keterampilan,” tegas Asep Ikhsan.

“Kita harus bisa bergaul dengan negara- negara luar, kita harus siap jangan melarang selama kita tidak siap, kita harus siap berkompetitif atau bersaing, dalam hal ini peranan dinas pendidikan Kabupaten Bandung sudah sejauh mana membuat lompatan kebijakan dalam mempersiapkan sumberdaya manusia yang terampil dan berpengetahuan melalui pelatihan- pelatihan.”

Rasio yang terjadi sekarang ini, masih menurut Asep Ikhsan, satu orang berpenghasilan menanggung 3 sampai 5 orang, tentunya akan menjadi berat, padahal idealnya rasionya itu adalah 5 orang berpenghasilan, menanggung 1 orang yang tidak berpenghasilan, maka akan berjalan seimbang, ujarnya.

Terkait keunggulan yang menjadi potensi Kabupaten Bandung, Asep Ikhsan meyakini masih banyak yang belum tergarap dengan optimal,
dari bidang pertanian, perikanan, perkebunan kabupaten Bandung sangat kaya raya, masih banyak lahan yang belum tergarap, beberapa komoditas hasil perkebunan kita banyak yang menjadi unggulan dengan kualitas dunia, sebut saja misalnya kopi, sudah sejauh mana upaya pemkab kita untuk memaksimalkanya ?, pungkasnya

(((Red)))
Editor ( Denz )